Assalamu Alaikum Wr.Wb. dan Salam Sejahtera....Selamat Datang di Indonesia Go Organik..Solusi Indonesia Hijau ..... Hijaukan Indonesia dengan Pertanian Terpadu Bebas Sampah .... Indonesia Integrated Farming Zero Waste...STOP GLOBAL WARMING

Senin, 03 Agustus 2009

Introspeksi atas Janji Politik; Pakai Kekuatan CINTA



Renungan menjelang pelantikan

Anggota Parlemen/Presiden/Wakil Presiden RI

Oleh : H.Asrul Hoesein

Saat ini banyak sekali orang yang ingin menjadi pemimpin, baik menjadi pemimpin Negara, pemimpin partai politik, pemimpin legislative, termasuk menjadi anggota DPD,DPR/D Kabupaten/Kota, pemimpin daerah (Gubernur/Bupati/Walikota), pemimpin organisasi kemasyarakatan, dll. Akan tetapi, banyak yang lupa dengan amanah yang harus dipikul setelah menjadi pemimpin. Akibatnya, tidak sedikit kepemimpinan yang berakhir dengan kegagalan. Tidak sedikit pemimpin diturunkan oleh orang yang mengangkatnya menjadi pemimpin. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita mengetahui apa tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin agar kepemimpinan ita berjalan dengan sukses. Antara lain haruslah :

1. Berpikirlah tentang visi masa depan,

2. Luangkan waktu untuk merenung dan berpikir,

3. Menetapkan target, agar tidak kehilangan arah,

4. Terus melakukan melakukan perbaikan pada, diri, masyarakat dan organisasinya,

5. Harus menerima kritik dan masukan dari orang lain, karena tanpa ini sulit mengukur tingkat keberhasilannya.

6. Mampu mensinergikan potensi bawahannya sehingga melahirkan sebuah tim yang solid.

Masih banyak lagi syarat yang harus dipenuhi, memang tidak semudah yang dibayangkan, memimpin diri sendiri saja sangat susah, apalagi orang banyak. Tapi yang sangat perlu diingat adalah janji politik terhadap masyarakat yang mengangkatnya atau memilihnya. Tidak lama lagi para anggota parlemen (DPD,DPR, DPRD I, DPRD II) dan selanjutnya menyusul Presiden dan Wakil Presiden, bersama Menteri Kabinet, akan dilantik, untuk selanjutnya mereka menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Jangan .... Janganlah takabur. Saudara-saudaraku yang telah dan akan menjadi pemimpin (pemerintah & DPR/D), jgn merasa telah dipilih oleh rakyat malah menjadi berkuasa terhadap rakyat, sewenang-wenang kepada rakyat. Itu namanya bukan pemimpin atau panutan. Jadilah teladan, jgn lupa kepada kepentingan rakyat. Walau bangsa ini pelupa, katanya…..sih ?! Kalau pemimpin semacam orang upahan atau orang bayaran… Setiap mau bergerak yang duluan bukan hati nurani melainkan hitungan untung-rugi buat dirinya sendir, malah jadi lupa pada sesame, atau yang dipimpinnya, ya rakyat, jgn “pro rakyat” cuma slogan saja. Seorang pemimpin harus punya jiwa petani. Karena khalifah itu harus berkorban dulu, menanam dulu, baru panen. Memberi dulu baru nanti Allah akan memberikan rezekinya masing-masing. Jangan belum menanam sudah berteriak dan nangis dalam doa kepada Allah minta rezeki. Kan tidak demikian aturan mainnya.

Globalisasi itu hati, didalam hati ada cahaya > citra, didalam cahaya ada ilmu, didalam ilmu ada rasa > cinta. Rasa itu sangat murni, rasa tidak tergantung oleh kulit. Kalau rasa ini dipergunakan memimpin secara global pasti berhasil dan pasti akan menjadi panutan alam semesta. Energi alam semesta berpadu mesra dengan energi kehidupan manusia sebagai khalufah Allah. Bukan bertabrakan dengan energi negative dan mendorong kemunculan kemarahan alam. Sebagaimana sudah disampaikan dalam Al-Quran Surat 8 Al Anfaal 7-21 yang intinya manusia sebagai khalifah Allah bisa minta apa saja, bahkan bisa mendapat kekuatan seribu malaikat bila dikehendaki, tetapi semua dengan tanggung jawab sesuai derajat yang dimintanya. Semakin tinggi derajat yang diminta maka tanggung jawab dan kewajiban untuk melaksanakan sesuai dengan derajatnya tadi merupakan suatu keharusan. Apabila tanggung jawab itu tidak dilakukan maka akan bertentangan dengan rumus-rumus alam semesta, maka akan terjadi benturan-benturan antara energi positif dan negative, dan terjadilah berbagai macam kejadian alam yang mengejutkan, seperti bencana-bencana yang terjadi selama ini… mungkin disebabkan karena manusia “pemimpin” takabur, tidak tanggung jawab tapi hanya tanggung menjawab saja…..nauzubillah. Mari kita berubah, itu pasti bisa, pakai “kekuatan cinta”. Amin

Isu globalisasi, itu isu usang, kenapa…? Manusia yg fitrahnya khalifah harus bisa secara global memimpin dunia. Siapapun orangnya…entah itu gembel, cacad, gagah atau apalah. kalau dia sadar bahwa dirinya adalah khalifah Allah, mereka akan mau/mampu memimpin dunia. Contohnya manusia yg bernama Ahmad Bin Abdullah. Seorang yang buta huruf, kata orang banyak sih….anak yatimpiatu lagi. Tapi karena dia sadar akan dirinya menerima petunjuk dan menerapkan petunjuk Allah secara global, maka dia menjadi pemimpin dunia yang diakui hingga sekarang dengan penganut yang jumlahnya amat besar di dunia…….

Manusia seharusnya tidak memperkerdil diri dengan pngakuan sebuah bangsa. Detik-detik kita mengaku bahwa kita bangsa Indonesia maka tidak ada kepedulian untuk memimpin. Pengakuan ini akan memperkerdil cara pikir, memperkerdil budaya maupun kebudayaan. Sehingga amat sulit untuk mengetahui dan memahami kebudayaan bangsa-bangsa lain, jangankan bangsa lain, suku-suku lainpun tidak mampu dipahami…Jadi kekerdilan jiwa atas pengakuannya sendiri. Siapapun yang mengaku khalifah harus mempunyai sifat-sifat globalisasi itu, karena pada dasarnya yang global, yang menyeluruh dan utuh hanyalah Allah. Maka sudah jelas sekali bahwa dari sekian asma ulhusna yang dipakai oleh kebanyakn orang itu hanya 99, Allah menggunakan hak yang sangat global, hak yang maha global dengan sebutan AKU.

Keterpurukan kita bangsa Indonesia karena “mungkin” tidak menggunakan hati yang global tadi, tidak atas dasar rasa cinta. Maka hasil dari kepemimpinan hanya akan menelorkan keterpurukan di segala bidang, ibarat benda pusaka, sudah tidak ada pamornya, tidak ada nilainya, hanya besi biasa yang bisa dijual kiloan di pasar loak. Cara piker demikian yang menyebabkan keterpurukan sampai ketingkat dunia (alam semesta). Dan dengan isu globalisasi yang ada, hanya akan menambah derita rakyat, semakin … dan semakin menderita terutama rakyat kecil. Jalan keluar atau solusi satu-satunya isu globalisasi ajaran-ajaran agama harus ditingkatkan, harus digali benar-benar agar menemukan roh dari ajaran atau intisari ajaran agama itu sendiri. Bukan terjebak kepada symbol-simbol agama yang bertentangan satu sama lain sehingga mengarah kepada pertikaian. Allah SWT memang menciptakan manusia yang berbeda-bda, bersuku-suku, berbangsa-bangsa, dengan tujuan agar manusia bisa saling belajar, salingmengasihi, dan mendapatkan esensi kehidupan. Bukan malah mempertajam perbedaan untuk egoisme masing-masing kelompok.

Jadi manusia sebagai khalifah Allah, maka seorang miskin ataupun kaya, pemimpin dan yang dipimpin harus mengetahui bahwa dirinya sebagai pengejawantahannya Allah Azzawajallah. Maka otomatis Allah SWT pun merasa tersanjung, ya pasti Allah akan memberikan kekuatan, daya piker, daya rasa, daya tahan dan lain-lain kekuatan yang dibutuhkan, itulah yang saya maksud globalisasi. Globalisasi bukan cuma sekedar soal perniagaan, perdagangan bebaslah…ya apalah namanya. Karena kalau demikian kita mengerdillah arti Maha Pencipta yaitu Allah SWT. Mari kita sadari bersama hal ini. Allah tidak pernah hitung-menghitung dengan hamba-Nya, Cuma kita yang terlalu berhitung kepada Allah SWT, jangan sampai demikian karena itu namanya menghina Allah. Mari kita berlaku adil, seimbang, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan.

Kasih hanya ada dua yaitu ….Membagi kasih atau membutuhkan kasih. Pemimpin harus punya tataran membagi kasih, bukan hanya meminta kasih. Kalau digabungkan kasih dan sayang maka muncullah rasa cinta, setelah cinta ada maka janji PASTI dipenuhi.

Insya Allah, demi kemajuan dan kemandirian serta kesejahteraan masyarakat Indonesia, mari kita optimis terhadap para pemimpin kita termasuk para anggota parlemen yang akan dilantik mulai bulan agustus ini dan bulan oktober, mari kita menyambutnya dengan penuh kenyakinan bahwa bangsa Indonesia akan tetap selalu berada dalam kesuksesan, berada dalam lindungan Allah SWT. Selamat dan sukses kepada para pemimpin kita serta segenap anggota parlemen di seluruh wilayah Republik Indoenesia. (rul.2-viii-09,manajemen,blogspot&wordpress:email hasrulhoesein@yahoo.co.id.)

Masukkan Email Anda di SINI:

Berlangganan Postingan GRATIS by Email

Recomended

Our Blogger Templates

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP