Assalamu Alaikum Wr.Wb. dan Salam Sejahtera....Selamat Datang di Indonesia Go Organik..Solusi Indonesia Hijau ..... Hijaukan Indonesia dengan Pertanian Terpadu Bebas Sampah .... Indonesia Integrated Farming Zero Waste...STOP GLOBAL WARMING

Sabtu, 25 Juli 2009

SKENARIO KERJA SAMA ANTARDAERAH

by: H.Asrul Hoesein, Lembaga Kerja Sama Antardaerah (LeKAd) Indonesia.

Paradigma pembangunan telah mengalami perubahan seiring dengan pemberlakuan UU.No.32 Tahun 2004 tentan Pemerintahan Daerah. Paradigma pembangunan di amsa lalu dengan mekanisme topdown lebih berfokus pada asfek teknis dan pengelolaan structural hirarkis yang kurang berpengaruh terhadap kemajuan pembangunan. Paradigma pembangunan masa sekarang mencoba mencari alternative inovasi dengan pola pengembangan jejaring antar Pemerintah Daerah.

Pemahaman dan pendekatan baru yang ada dalam kerjasama antardaerah dikalangan pejabat pemerintahan masih belum difahami dengan baik sehingga dukungan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi terkait dengan adanya paying hokum pelaksanaan kerjasama antardaerah belum memadai. Hal ini membuat mekanisme kerjasama antardaerah diusahakan dengan inisiatif local (Kab/Kota) yang berdekatan atau berbatasan satu dengan yang lainnya dengan menggunakan inovatif yang sesuai kepentingan bersama.

Pemahaman Dasar SKAD

SKAD (Skenario Kerja Sama Antardaerah) adalah sebuah metode sekaligus alat untuk mengidentifikasi kebutuhan kegiatan KAD yang layak dan mendesak untuk dilakukan guna memberikan gambaran tentang visi bersama yang dilakukan melalui proses partisipatif yang sistematis diantara para actor dan stakeholder terkait.

SKAD dirancang sesuai dengan prinsip dasar dan kebutuhan dinamika perencanaan pembangunan kontemporer yang kental dengan asek efisiensi, peningkatan transparansi, partisipatif, komunikatif dan pencapaian yang efektif. Metode ini juga sesuai dengan pemanfaatan pola strategic planning, perencanaan kolektif, aktivasi kesadaran bersama (awareness) dan penguatan jejaring (networking) yang melekat pada pendekatan Regional Management.

SKAD dapat digunakan untuk mempertajam focus kegiatan atau menguji konsep KAD yang sedang ditempuh. SKAD dilakukan oleh fasilitator yang berpengalaman melalui sebuah lokakarya.

CIRI KHAS SKAD

SKAD sebagai instrument kerja sama antardaerah memiliki beberapa cirri khas diantaranya adalah :

  1. Action Oriented > Hasil utama yang diperoleh dengan SKAD adalah landasan praktis untuk merealisasikan peluang kerja sama secara efektif dimasa mendatang, dan bukan hanya sekedar laporan kajian tentang potensi kerja sama antardaerah.
  2. Efisien > Metode SKAD yang sederhana namun komprehensif menyebabkan pelaksanaan dengan menggunakan metode SKAD tidak membutuhkan biaya tinggi sehingga lebih efisien.
  3. Cepat > Setelah memiliki baseline regional, pelaksanaan SKAD dapat dilakukan dalam waktukurang dari satu hari.
  4. Partisipatif > Mekanisme SKAD memungkinkan tiapaktor yang terlibat untuk berperan aktif sehingga dapat mewakili berbagai pihak dan kepentingan.
  5. Meningkatkan Kapasitas > Pemahaman aktif dalam proses SKAD meningkatkan pemahaman masing-masing actor terhadap tugas dan wewenang mereka sehingga meningkatkan kapasitas, baik secara individu, maupun kelembagaan.
  6. Membangun Komunikasi > Dialog komunikatif dalam SKAD diwujudkan melalui proses penyatuan pandangan dalam merumuskan strategi. Komunikasi yang terjalin akan meningkatkan rasa saling percaya dan kebersamaan.

FUNGSI SKAD

  1. Idetifikasi Faktor Kunci Sukses & Sektor >Menemukenali faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan kerjasama menjadi sebuah kebutuhan mendasar kerja sama antardaerah. Tujuan dari proses ini bukan sekedar mengumpulkan keinginan/harapan pelaksanaan kegiatan sektoral dari masing-masing daerah terkait., namun membangun konsensus berdasarkan kebutuhan riil secara kewilayahan yang aling menguntungkan.
  2. Mendefinisikan Strategi (Awal) Regional > Hasil SKAD berupa visi, misi, focus kegiatan, dan berbagai asfek penting terkait peluang KAD lainnya akan dimanfaatkan sebagai bahan strategi nasional.
  3. Membangun Komunikasi > SKAD akan dibangun pola komunikasi partisipatif lintas sector dan actor yg dapat menampung berbagai isu penting dan potensial untuk dikerjasamakan.
  4. Membangun Kesadaran dan Kepedulian Bersama > Posisi yang sejajar pada tiap daerah dapat memupuk kesadaran dan kepedulianuntuk kepentingan bersama.

KRITERIA PEMILIHAN SEKTOR YANG DIKERJASAMAKAN

Ada berbagai sector yang menjadi pertimbangan bagi daerah-daerah untuk dikerjasamakan. Guna mencapai hasil yang optimal, maka hendaknya sector yang dikerjasamakan memiliki persyaratan sbb :

  • Penilaian berdasarkan sector dengan kebutuhan kerja sama antardaerah di wilayah yang tinggi dan mendesak
  • Potensi : memiliki pengaruh signifikan terkait pengembangan pembangunan di Daerah dan Wilayah.
  • Setidaknya terkait 2 Daerah (Kab/Kota) yang bertetangga.
  • Dapat mewujudkan prinsip-prinsip dasar dari tujuan kerja sama antardaerah (sinergi,efisiensi,efektifitas, etc).
  • Amtor kunci yang mendukung (champion)
  • Memiliki potensi pengembangan.
PROSES PELAKSANAAN SKAD

  1. Menentukan Tema Utama > Tema utama adalah tema makro yang dapat menjadi dari berbagai kegiatan kerjasama yang akan dibahas. Tema utama biasanya diambil dari hasil kesepakatan berdasarkan rekomendasi kajian baseline dan pertimbangan kebijakan strategi lain. Tema utama juga sudah dapat secara explisit mengarah pada kerjasama sektoral, seperti Pariwisata, Kehutanan, Pertambangan, Kelautan, dan lain sebagainya. Penentuan tema utama perlu disepakati sebelum lokakarya SKAD dilaksanakan.
  2. Menentukan Ruang Lingkup/Batasan > Batasan jangka waktu periode pembangunan yang akan dibahas perlu disepakati bersama. Bila ingin melihat persfektif pembangunan untuk 20 tahun kedepan, maka disepakati pula milestones periodik yang akan diangkat (misalnya tiap tahun, dua tahun, lima tahun dstnya).
  3. Menentukan Faktor-Faktor Kunci/Penting (FP) > Faktor-faktor kunci adalah isu-isu yang ‘dianggap’ penting oleh daerah terkait untuk mencapai keberhasilan pembangunan daerah melalui KAD dalam konteks tema utama yang disepakati.
  4. Menentukan Faktor-Faktor Kunci Yang Layak (FL) > Sasaran penentuan factor-faktor kunci yang layak bukan sekedar mengidentifikasikan factor-faktor kunci yang dianggap penting oleh daerah, namun juga layak untuk dikejasamakan dalam konteks kewilayahan.
  5. Menentukan FP Yang Paling Bermasalah (FM > Selain mengidentifikasi factor-faktor kunci yang layak, maka dilakukan pemilihan factor-faktor kunci yang mendesak untuk dikerjasamakan. Faktor kebutuhan akan diperoleh melalui identifikasi tentang seberapa besar permasalahan melekat pada FL.
  6. Menentukan FL Yang Paling Bermasalah (FLM) > Dalam proses pemilihan FLM, hasil FP yang ditandai dengan bermasalah namun tidak termasuk FL tidak perlu dibahas lebih lanjut. Konsentrasi pilihan harus tertuju pada FL yang juga sekaligus bermasalah (FM) atau yang selanjutnya disebut FLM.
  7. Memilih Matriks Skenario > Bentuk matriks scenario tergantung pada hasil FLM yang diperoleh. Bila teridentifikasi dua isu utama yang kategorikan per sector (contoh berikut : sektor Kesehatan dan Pendidikan).
  8. Menggambarkan Dan Memberi Nama Skenario > Untuk menggambarkan scenario perlu disepakati visi bersama sesuai jangka waktu yang disepakati. Slogan visi puncak ini digunakan untuk memudahkan ingatan dan menggugah imajinasi peserta dalam mengembangkan scenario, khususnya saat memberikan milestones periodiknya.
  9. Menggambarkan Milestone > Nama scenario pada setiap kuadran yang sekaligus menggambarkan visi regional untuk 10, 20 atau 30 tahun mendatang akan memudahkan pembuatan milestones secara priodik. Jarak milestone dapat ditentukan pertahun, dua tahun, dst hingga lima tahun.
  10. Identifikasi Aktor Dan Aspek Lain > Setelah tahapan visi dan milestone yang digambarkan, hal yang perlu dilakukan adalah identifikasi actor dan asfek lainnya. Identifikasi para actor terkait merupakan data dan informasi awal yang penting untuk pembahasan kelembagaan. Melalui pendalaman fungsi dan peran dari masing-masing actor dapat dikaji struktur kelembagaan KAD.
  11. Membuat Kesimpulan > Pembuatan kesimpulan merupakan tahapan akhir hasil-hasil tahapan KAD.

TINDAK LANJUT


Tindak lanjut kegiatan SKAD adalah pembuatan kebijakan yang dirinci kedalam format program-program, kemudian dijabarkan dalam kerangka kelembagaan yang dibedakan kedalam tiga kurun waktu rencana, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

INPLEMENTASI SKAD

Metode SKAD telah dipergunakan diberbagai wilayah yang melakukan KAD. Regionalisasi desentralistik di Jawa Tengah yang sudam menerpkan SKAD diantaranya :

  1. SUBOSUKAWONOSRATEN, yang terdiri dari Kab/Kota Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten).
  2. SAMPAN (Sapta Mitra Pantura) yang terdiri dari Kota dan Kabupaten Pekalongan dan Tegal, Kabupaten Batang, Pemalang dan Brebes.
  3. KEDU plus Banjarnegara, yang terdiri dari Kab/Kota Magelang, Kab. Temanggung, Purworejo dan Kab. Wonosobo tambah Kab. Banjarnegara.
  4. PATI, yang terdiri dari Kab. Pati, Kudus, Jepara, Rembang dan Blora di Jawa Tengah.

Regionalisasi desentralistik dengan konsep Regional Management telah meluas di Indonesia. Melalui fasilitasi KPDT (Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal) diantaranya:

  1. RM. AKSESS (Andalan Kawasan Selatan Sulawesi Selatan), terdiri dari Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar dan Kabupaten Sinjai.
  2. RM. JONJOKBATUR ( Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur, Propinsi NTB).
  3. RM. JAHIANGBONG (Propinsi Bengkulu).
  4. RM. LAKE TOBA ( Propinsi Sumatera Utara)
  5. RM. WANUA MAPPATUWO (Kota Palopo, Sulawesi Selatan
  6. RM. TELUK TOMINI (Propinsi Sulawesi Tengah)
  7. RM. TELUK BONE (Kab/Kota pesisir Sulawesi Selatan & Sulawesi Tenggara)
  8. terdiri dari Kab. Bone, Wajo, Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur, Sinjai, Bulukumba, dan Selayar di Propinsi Sulawesi Selatan dan Kab. Kolaka Utara, Kolaka, Bombana, Buton, Muna, Baubau di Propinsi Sulawesi Tenggara.
Daerah-daerah (Kab/Kota) tersebut diatas juga diharapkan menggunakan SKAD sebagai instrument perencanaan program-program Regional Management. (Pustaka, Abdurahman Benjamin.2005 “Pemahaman Dasar Regional management & Regional Marketing”, Semarang.IAP Jateng)

Catatan :
Info Selengkapnya (untuk Pemda/Pemkot se Indonesia)
hal Regional Management to http://www.lekad.org
Atau Contak Person : HP> 085215497331 (H.Asrul Hoesein> fasilitator RM)

Masukkan Email Anda di SINI:

Berlangganan Postingan GRATIS by Email

Recomended

Our Blogger Templates

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP